Gabung Erraedu di Jln. Galaxie Raya, Jaka Setia Bekasi Homeschooling Sekolah Alternatif Pilihan Para Orang Tua – Homeschooling (Hs) istilah ini kemungkinan jarang anda dengar, akan tetapi sebetulnya proses Homeschooling yang bermakna sekolah rumah, telah di terapkan hampir oleh semua keluarga. Tidakkah tiap-tiap anak meraih pendidikan dirumahnya? Bagaimana si ibu mulai mengajari anak berhitung, bicara, serta membaca? Sesungguhnya, disitulah proses Homeschooling diawali. Cuma saja, proses pendidikan orangtua di dalam rumah itu biasanya tidak berjalan lama. Dikala anak memasuki umur sekolah dasar, orangtua paling banyak mempercayakan sistem sekolah umum buat perkembangan pendidikan anaknya.
Maka pendidikan bukan sebuah hal yang baru. Saat sebelum ada sistem pendidikan kekinian (sekolah) seperti yang diketahui pada pada saat ini, pendidikan dilaksanakan dengan berbasiskan rumah, sistem magang ialah jenis pendidikan yang begitu diketahui oleh warga. Begitu juga dengan belajar otodidak yang hingga saat ini masih dikerjakan. Serta banyak bangsawan zaman dulu umumnya mengundang guru-guru private buat mengajar anak-anaknya. Itu jejak-jejak homeschooling pada masa dulu.
Mulai sejak perkembangan revolusi industri, berlangsung proses sistematisasi pendidikan dan proses belajar. Perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dan usaha untuk mengoptimalkan proses pembelajaran selama berabad-abad menghasilkan suatu evolusi sistem pendidikan yang kita kenal jadi sekolah jadi lembaga kekinian, sekolah ialah solusi buat menangani keterbatasan kelurga dalam mendidik anaknya dengan cara sadar dan terencana meskipun sekolah jadi lembaga pendidikan yang terbukti memberi kegunaan untuk kemanusiaan, bagaimana juga proses pencarian pendidikan yang terbaik tidak sempat stop.
Bermacam filsafat dan pemikiran senantiasa lahir, dan berinteraksi dengan kondisi sosial yang di alami oleh warga. Memang, telah lama bangsa kita mengenali konsep Homeschooling ini, serta jauh saat sebelum sistem pendidikan barat tiba. Lihat saja di pesantren-pesantren diprediksikan mulai ada pada abad ke 15 saat pertama-tama dikembangkan oleh Raden Rahmad alias Sunan Ampel, selanjutnya ada pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren Demak oleh Raden Fatah, dan pesantren Tuban oleh Sunan Bonang. Tidak hanya pesantren ada juga pola seperti taman siswa yang dibangun pada tahun 1922. Juga sekolah yang dibangun oleh Muhammad Syafi’i di kayutaman.
Sekolah ini memiliki semboyan “cari sendiri dan lakukanlah sendiri”. Siswa di beri ketrampilan buat membuat sendiri meja dan bangku yang difungsikan buat mereka belajar. Sayangnya, pemerintah Kolonial Belanda merusak sekolah itu.
Begitu juga banyak pendekar, bangsawan atau seniman tempo dulu yang mendidik dengan cara pribadi di dalam rumah atau pedepokan masing-masing dari pada sebatas mengandalkan pada orang lain. Tokoh-tokoh besar layaknya KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, atau Buya Hamka, pun meningkatkan cara belajar dengan sistem persekolahan di dalam rumah, bukan hanya supaya lulus ujian selanjutnya meraih ijazah, tapi supaya lebih mencintai dan meningkatkan ilmu tersebut.
Persekolahan di dalam rumah ini makin jadi perhatian dalam 2 tahun paling akhir ini, di antaranya sejak mulai begitu banyaknya orangtua merasai jika suasana pembelajaran dibanyak sekolah kerap kurang memprioritaskan kebutuhan terbaik buat anak. Pada akhirnya banyak anak yang stress dan kehilangan kreativitas alamiah nya.
Lihat deskripsi di atas, mulai berkembang bermacam gagasan dari banyak pendidik, bagaimana cara untuk membuat sekolah yang membahagiakan sekaligus juga mencerdaskan anak. Kemudian menimbulkan bermacam jenis sekolah alternatif diantara homeschooling alias persekolahan di dalam rumah. Dengan cara etimologis, Homeschooling ini ialah sekolah yang diselenggarakan di dalam rumah, akan tetapi dengan cara hakiki dia ialah suatu sekolah alternatif yang tempatkan anak jadi subyek (kurikulum dan sekolah ialah buat anak) dengan pendekatan pendidikan dengan cara at home. Dengan pendekatan ini anak berasa nyaman. Mereka dapat belajar sesuai kemauan dan gaya belajar masing-masing, sewaktu-waktu dan dimanapun, seperti dia sedang ada di tempat tinggalnya sendiri.
Pada saat ini sistem persekolahan di dalam rumah pun dapat ditingkatkan untuk memberikan dukungan program pendidikan kesetaraan. Terutama pada anak yang memiliki masalah, layaknya buruh anak, anak jalanan, anak suku terasing, hingga anak yang punya kelebihan layaknya olahragawan atau artis cilik yang padat dengan kegiatan mereka.
Metode belajar mengajar pada homeschooling lebih membahagiakan lantaran dikerjakan di dalam rumah. Homeschooling ini diketahui juga dengan sebutan sekolah rumah atau home-education. Pada intinya homeschooling ini ialah sistem pendidikan atau pembelajaran alternatif tidak hanya sekolah.
Namun sebetulnya homeschooling bukan cuma terbatas dilaksanakan dengan cara senantiasa menerus di dalam rumah, akan tetapi keadaan belajar kondusif yang bisa dilaksanakan dimanapun, kapan saja, dan anak bebas untuk menentukan pelajaran yang disenanginya hingga berasa nyaman layaknya di dalam rumah.
Homeschooling ini ialah proses layanan pendidikan yang dengan cara sadar, teratur dan terarah dilaksanakan oleh keluarga atau orang tua di dalam rumah atau tempat-tempat lain di mana proses belajar mengajar bisa berjalan dalam situasi yang aman dengan tujuan supaya tiap-tiap potensi anak yang unik bisa berkembang dengan cara optimal.
Jika suatu keluarga sudah memilih homeschooling bagi pendidikan anak-anak mereka, maka orangtua bertanggungjawab dengan cara penuh pada proses pendidikan itu. Sistem pendidikan alternatif ini dapat dijalankan kapan saja, dimanapun dan oleh siapapun (pihak lain tidak hanya orangtua bisa dari bermacam golongan usia dan latar belakang bisa di jadikan pengajar atau guru). Hal ini akan membuat proses belajar mengajar jadi menarik dan senantiasa segar.
Dalam Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan sekolah-rumah dalam artian pendidikan homeschooling. Jalur sekolah-rumah ini di kategorikan menjadi jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional – Sisidiknas No. 20/2003). Kegiatan pendidikan informal yang dikerjakan oleh keluarga dan lingkungan berupa aktivitas belajar dengan cara mandiri. Kendati pemerintah tidak mengatur standard isi dan proses pelayanan pendidikan informal, tapi hasil pendidikan informal di akui sama seperti pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal sesudah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standard nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2).
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 berkenaan Sisdiknas, pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pelatihan dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif meningkatkan potensi dirinya untuk punya kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang dipakai dirinya, warga, bangsa dan negara. Juga di terangkan sistem pendidikan nasional ialah keseluruhnya komponen pendidikan yang sama-sama berkenaan dengan cara terpadu buat meraih tujuan pendidikan nasional (pasal 1).
Belajar yaitu keperluan, bukan cuma untuk sang anak, tetapi juga bagi bangsa. Namun beberapa anak punya kekurangan tertentu untuk bersekolah di sekolah konvensional. Einstein kecil, contohnya, yaitu seorang anak dengan kekurangan tertentu. Hingga dia di keluarkan dari sekolah. Biar momen di DO-nya Eintein tidak terulang lagi, maka sekarang ini mulai berkembang pemikiran berkaitan sekolah alternatif. Salah-satunya ialah Home Schooling alias sekolah rumah. Sebagian contoh dari kalangan selebriti layaknya Neno Warisman, Kak Seto dan Nia Ramadhani memilih alternatif ini.
Banyak kalangan yang memiliki pendapat bahwa metode Homeschooling ini dapat menghambat potensi sosial anak. Sebab anak di asumsikan akan kurang bergaul, kurang belajar bersosialisasi, kurang belajar menerima opini orang lain, atau kemahiran bekerja-sama. Anggapan itu jelas salah. Dikarnakan anak Home School malah dengan cara khusus dibuat untuk belajar dan mempraktikkan bagaimana bermasyarakat dengan cara baik dan betul. School Home ini yaitu kerjaan kursus di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Akan tetapi praktisi homeschooling Harmonis, bagian paling sulit dari proses homeschooling ini yaitu pelibatan orang tua. Walau sebenarnya orang tua lah yang lebih memilih keberhasilan homeschooling yang sebetulnya.
Pendidikan, terlebih peletakan dan pembangunan tata-nilai, pada dasar nya berpusat di dalam rumah. Lantaran itu, Home School Harmonis dengan cara berkala mengundang para orang tua sebagai mitra pengajar. Umumnya perjumpaan berlangsung hari Minggu. Ada anak yang bercita-cita mau jadi psikolog, contohnya, maka ia berasa tak perlu untuk pelatihan fisika dan kimia. Permasalahannya, target kurikulum ini tidak bisa diacuhkan begitu saja. Maka homeschooling ini menyiasati dengan model pembelajaran interaktif.
Saat belajar membuat tempe goreng, contohnya, siswa belajar jika kandungan air dalam adonan pembungkus tempe jadi kering dan habis sama-sekali pada suhu sekian; zat apa yang menjadikan gorengan jadi kering, dan sebagainya. Maka peserta homeshooling pada akhirnya dapat mengikuti ujian kesetaraan, dan punya ijazah. Itu di akui pemerintah. Contoh lain waktu anak belajar menanam. Orang tua dapat mengajarkan anak mulai sejak bangun tidur dan kapan juga anak ingin belajar. Maka belajar bukan lagi merupakan kewajiban tetapi telah jadi keperluan anak. Mereka memperoleh modul dan modul pembelajaran untuk orangtua. Maka dalam hal inilah orangtua terjun langsung.
Bila orang tua kekurangan info akademis, mereka dapat panggil tutor. Alokasi waktu dapat lebih banyak, dan belajar sangatlah membahagiakan buat mereka sebab sesungguhnya dilandasi oleh keperluan. Namun bila ke dua orang-tua kerja maka paling baik ke School Home komunitas. Sifatnya panduan. Dalam hal inilah mereka harus ada di kegiatan komunitas.
Pendidikan bukan cuma masalah meningkatkan ilmu, pengetahuan di segala bidang, tapi ada hal yang perlu juga layaknya interaksi dengan teman-teman yang lain. Sosialisasi beberapa anak homeshooling sangat terjaga. Kita ajak mereka ke pasar. Kita kenalkan juga pada beberapa anak pasar. Kemudian kita bawa juga mereka ke alam yang terbuka dan ke rumah singgah. Yang lebih penting ialah kita memberi kemandirian, ialah dalam belajar dan mengambil keputusan. Kita pun memberi wawasan berkaitan kewira usahaan. Maka mulai sejak dini mereka telah di latih bagaimana dapat berguna bagi orang lain.
Di Indonesia ada homeschooling paket A sama dengan SD (Sekolah Dasar), paket B sama dengan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan paket C sama dengan SMA (Sekolah Menengah Atas). Homeschooling ini memberi masing-masing peserta didik kebebasan buat menentukan pelajaran, akan tetapi tidak lepas dari kurikulum. Sebab di ujung sana ada ujian kesetaraan. Seorang remaja yang berasa tidak nyaman di kelas 2 sekolah formal, contohnya, bisa pindah ke kelas 3 di homeshooling. Dikarnakan homeshooling ini yaitu multiexit dan multientri. Gampang masuk dan gampang keluar. Legalitasnya sendiri pun telah di jamin oleh pemerintah.
Bila kita artikan dari bahasa, Home Schooling bersasal dari bahasa Inggris dan terbagi dalam 2 kata adalah kata Home yang mempunyai makna Rumah dan School yang bermakna Sekolah. Jadi Home Schooling ini bisa di artikan jadi Sekolah Rumah.
Sementara dari Homeschooling atau Sekolah Rumah ialah metode pendidikan alternatif yang dijalankan di dalam rumah, dibawah pembimbingan orang tua atau panduan pendamping, dan tidak dijalankan ditempat formal yang lain layaknya di sekolah swasta, sekolah negeri, atau di institusi pendidikan yang lain dengan model kerjaan belajar terstruktur dan kolektif.
Home Schooling ialah sekolah yang dijalankan di dalam rumah dibawah bimbingan dari tutor ataupun orangtua. Hal penting yang memicu pendidikan dirumah ialah keperluan sang Anak. Ya ketidakpuasan orangtua pada sistem pendidikan yang berada di Negeri tercinta ini sebagai satu diantara faktor besar yang melandasai HS ini.
Home Schooling ini bisa disimpulkan jadi model pendidikan berbasiskan rumah, dengan orangtua jadi penanggung jawab aktif. Dan fokus pada peningkatan dan kebutuhan anaknya. Maka dalam hal inilah semua pendidikan yang diajarkan dalam home schooling baik model, metodenya paling fokus buat kebutuhan anaknya seorang.
Maka Home Schooling sejauh ini bukan instansi, tetapi orang tua sendiri yang melakukan HS. Untuk membuat lancar HS yang diadakan orangtua, layaknya soal-soal, materi dan hal yang lain. Orangtua bisa kerja sama seperti komunitas HS yang lain. Maka saran nya bersatulah dengan komunitas HS supaya bisa mempermudah dalam peningkatan belajar anaknya. Anda bisa cari informai berkaitan HS dikomunitas yang berada di seputar anda, apabila masih bingung coba hubungi atau mencari komunitas home Schooling memlalui internet.
Tujuan Home Schooling diprioritaskan pada perkembangan anak, buat bisa meningkatkan talenta dan potensi anak tersebut. Bahwa sejatinya orangtua telah mempunyai kemampuan buat mendidik anak mulai sejak anak itu dari bayi, layaknya mengajarinya berbicara, berjalan dan hal yang lain. Home Schooling adalah kepanjangan dari pendidikan yang telah dilakukan mulai sejak kecil. Bahwa orangtua dapat buat mendidik anaknya sesuai dengan talenta danpotensi nya.
Sesudah kita mengetahui sedikit pemahaman dari Home Schooling, saat ini kita akan coba untuk cari tahu apa yang memperbedakan home schooling dengan sekolah formal ?
Akan tetapi, saat sebelum masuk ke ketidaksamaan antara Sekolah Formal dengan Home Schooling, maka akan paling baik buat kita buat mengerti terlebih dulu persamaan dari keduanya.
- Home Schooling (informal) dan Sekolah Fomral yaitu ke dua instansi yang diakui oleh pemerintah, hal tersebut telah tercatat pada UU No. 20 Tahun 2003 berkaitan Sistem Pendidikan nasional Pasal 27.
- Home Schooling dan Sekolah Fomral pun keduanya sama akan mengikuti Ujian Nasional.
Sedangkan, ketidaksamaan antara sekolah formal dan home schooling ialah sebagai berikut:
1. Tempat belajar sekolah formal layaknya biasa yang kita lihat adalah di lingkungan sekolah, Sedangkan home schooling tempatnya ada di dalam rumah atau sesuai dengan persetujuan yang di pilih.
2. Sekolah resmi layaknya telah kita tahu, punya aturan-aturan yang telah jelas layaknya masuk 5 atau 6 hari dalam satu minggu. Sedangkan Home Schooling lebih fleksibel yakni sesuai persetujuan.
3. Sekolah Formal menyerahkan pendidikan pada instansi sekolah, sementara home schooling tanggung jawab sepenuhnya da pada orang tua.
4. Di sekolah formal tiap-tiap siswa hampir di berlakukan sama, sementara pada home schooling tiap-tiap perlakukan disesuaikan dengan sang anak.
Ada satu pertanyaan lagi yang kerap ada terkait Home Schooling adalah, apakah Home Schooling juga memperoleh Ijazah dan bagaimana cara untuk menadpatkan ijazah itu, apa sama juga dengan sekolah-sekolah formal?
Seperti telah di terangkan di atas bahwa Home Schooling ini ialah alternatif dari sekolah formal, maka Ijazah yang di perolah tidak sama juga dengan Ijazah yang dipunyai oleh siswa di Sekolah Formal. Akan tetapi tenang lantaran untuk peserta Home Schooling pun masih bisa mendapat Ijazah, ada 3 cara yang dapat dilaksanakan untuk mendapat Ijazah untuk peserta Home Schooling yaitu sebagai berikut :
1. Lewat PKBM
Yaitu singkatan dari Program Kelompok Belajar Mandiri yang di kelola oleh Mandiri atau Swasta. PKBM ini umumnya di peruntukan buat beberapa anak yang mengalami putus sekolah yang mau mengejar pendidikan sekolah formal dijenjang pendidikan SD, SMP atau SMA. Sebab saat ini Home Schooling telah menjamur di Indonesia PKBM pun telah terima siswa HS untuk mengikuti ujian Paket dan meraih Ijazah Paket A, B, atau C.
2. Lewat Sekolah Payung (Umbrella School)
Ini yaitu sekolah formal yang siap mewadahi anak-anak HS buat mengikuti Ujian Nasional di sekolahnya. Dengan catatan, anak HS ini siap untuk mengikuti ketentuan yang di tetapkan sekolah itu.
3. Lewat Jalur non Diknas
Layaknya Cambridge, SAT, dan lain-lain. Ada sebagian instansi yang menyediakan program ujian Cambridge. Cuma saja program ini tidak sama juga dengan UN dan UNPK yang mengatakan kelulusan. Ujian ini cuma berupa assessment.
Yuks ikut Program Homeschooling Erraedu
Sebagai bentuk dari sistem pendidikan informal, kunci utama penyelenggaraan homeschooling Erraedu ialah terdapatnya kelenturan fleksibilitas. Maka tidak bisa kaku dan terlalu berstruktur sebagaimana sekolah formal. Seandainya terlalu di susun dalam kurikulum yang baku maka homeschooling malah akan kehilangan makna utamanya.
Erraedu percaya bahwa ketika potensi dan minat anak-anak di observasi dan di arahkan sedini mungkin, maka mereka akan meraih pencapaian yang terbaik sesuai dengan potensi dan minat mereka di masa depan. Kita menganabisa logikannya dengan 2 anak yang mempunyai minat, potensi dan keterampilan yang sama tetapi mendapat porsi latihan yang berbeda. Maka yang terjadi ialah siswa yang memperoleh pelatihan dari kecil akan mendapatkan prestasi yang lebih hebat dibanding dengan siswa yang baru meraih pelatihan di umur remaja.
Tentang Kami
Visi Misi dan Tujuan Fikar School
Visi
Terwujudnya generasi bangsa yang berkarakter sesuai potensi kemanusiaan.
Misi
- Mewujudkan generasi muda Indonesia yang menyadari bahwa mereka mempunyai keunikan dan kelebihan didalam potensi mereka masing-masing.
- Mewujudkan generasi muda Indonesia yang berkarakter kuat dan berbudi pekerti luhur.
- Mewujudkan generasi muda Indonesia yang berjiwa leadership, entrepreneurship dan religious.
Tujuan
- Menghasilkan lulusan yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berjiwa entrepreneur,punya wawasan luas, mempunyai disiplin dan etos kerja dan dapat bersaing di tingkat internasional.
- Meningkatkan ilmu pengetahuan, tehnologi, seni dan budaya untuk mendorong pembangunan bangsa
- Menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan potensi mereka masing-masing.
Menentukan untuk menempuh pendidikan homeschooling sebenarnya susah-susah gampang. Bila menempuh pendidikan homeschooling, semua nya memang berkesan lebih gampang.
Anak tidak perlu repot bangun pagi dan buru-buru pergi ke sekolah. Orang tua pun tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra buat membeli seragam dan transportasi anak.
Disamping itu, jam belajar anak pun sangatlah fleksibel dan dapat di atur sesuai dengan keperluan masing-masing. Terdengar sangat menyenangkan?
Tetapi, tunggu dulu. Buat orang tua yang mendaftarkan anak nya ke homeschooling, hal ini dapat berubah jadi pedang bermata 2 apabila tidak berhati-hati. Salah-salah, pendidikan anak bisa jadi terbengkalai lantaran minimnya komitmen kedua belah pihak.
Buat menyiasati hal ini, berbagai lembaga homeschooling yang menyediakan jasa kurikulum dan guru tambahan pun bermunculan bak jamur di musim hujan. Supaya tidak bingung, kumparan menyediakan sederet daftar homeschooling terbaik di Jabotabek yang dapat kamu jadikan pilihan!
Program homeschooling erraedu di tujukan untuk jenjang pendidikan dari mulai SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga dengan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Program kurikulum Homeschooling Erraedu memakai kurikulum nasional. Disamping itu siswa dan siswi pun meraih materi akademis dan juga memperoleh pendampingan tumbuh kembang Anak.
Itulah sedikit bahasan berkenaan Home Schooling, mudah-mudahan bisa meningkatkan wawasan kita berkaitan Home Schooling. Jika anda sedang mencari Home Schooling yang Profesional, Terpercaya dan Berpengalaman. Jangan ragu untuk segera menghubungi kami via Whatsapp di 0812 9449 6174
Atau Klik Banner Dibawah